Welcome to the Era of Brainrot

From BASAkalimantanWiki

This is a Response to the Brain Rot wikithon

20250226T002406709Z230668.jpeg

Zaman ini, madia sosial samakin bakambang, informase tasabar sacara luas. Madia sosial ini bagaikan sabahat tabaik bagi kaum ganerase muda. Dibalik hitu barataan, sabuah sahabat pun hada sise buruknya, sapartɛ madia sosial. Informase nan dibagikan takadan kada disarin awan baik, saan pan asa contoh na hiaan pan brain rot atau pambusukan hutak.

Brain rot marujuk pada kamunduran kamampuan mantal atau kacardasan sasaora hakibat manhabiskan waktu nan balabihan malihat konten konten kada bamutu, khusus na konten darin, nan diangap receh, bakualitas randah, kada panting, atau kada hada makna-na bage kahidupan urang. Brain rot benar babahaja bage urang. Barawal dare kacanduan hingga karusakan. Urang handak na bijak dalam maŋgunakan taknologe nan bafungse sajadi ajung urang awan bukan parusak urang. Maka kita sajadi ganerase muda nan tu ganerase panerus maka kita saharus na manikape brain rot hine.

Awan mancare titik kasaimbaŋan nan tapat, harmone hantara urang awan taknologe hakan tacipta gasan sabaik-baik na masa dapan.

Di zaman sekarang, media sosial semakin berkembang, informasi tersebar secara luas. Media sosial sekarang bagaikan sabahat terbaik bagi kaum generasi muda. Dibalik itu semua, sebuah sahabat pun ada sisi buruknya, seperti media sosial. Informasi yang dibagikan terkadang tidak disaring dengan baik, salah satu contohnya ialah brain rot atau pembusukan otak.

Brain rot merujuk pada kemunduran kemampuan mental atau kecerdasan seseorang akibat menghabiskan waktu yang berlebihan melihat konten konten tidak bermutu, khususnya konten daring, yang dianggap receh, berkualitas rendah, tidak penting, atau tidak ada maknanya bagi kehidupan manusia. Brain rot sangat berbahaya bagi manusia. Berawal dari kecanduan hingga kerusakan. Manusia hendaknya bijak dalam menggunakan teknologi yang berfungsi sebagai pembantu manusia dan bukan perusak manusia. Maka kita sebagai generasi muda yang adalah generasi penerus maka kita seharusnya menyikapi brain rot ini.

Dengan mencari titik keseimbangan yang tepat, harmoni antara manusia dan teknologi akan tercipta untuk sebaik-baiknya masa depan.

In this day and age, social media is growing, information is spreading widely. Social media is now like the best friend for the younger generation. Behind it all, a friend also has a bad side, like social media. The information shared is sometimes not filtered properly, one example is brain rot.

Brain rot refers to the deterioration of a person's mental abilities or intelligence due to spending excessive time viewing poor quality content, especially online content, which is considered trivial, low quality, unimportant, or has no meaning for human life. Brain rot is very dangerous for humans. It starts from addiction to damage. Humans should be wise in using technology that serves as a human helper and not a human destroyer. So we as the younger generation who are the next generation should address this brain rot.

By finding the right balance point, harmony between humans and technology will be created for the best possible future.

Affiliation
Pelajar SMK Telkom Banjarbaru
Age
16-21

What do you think about this response?

0
Vote

Comments below!


RI3R8

18 days ago
Score 1++
Au tidak sepenuhnya setuju. Istilah brain rot sendiri terlalu simplistis dan menggeneralisasi dampak media sosial. Riset University of California (2023) menunjukkan bahwa kemampuan adaptasi otak manusia (neuroplastisitas) memungkinkan kita untuk tetap kritis meski terpapar konten 'receh', asal diimbangi dengan aktivitas intelektual lain. Menyalahkan konten 'tidak bermutu' sebagai penyebab utama kemunduran mental justru mengabaikan faktor sistemik: algoritma platform sengaja dirancang adiktif oleh perusahaan tech untuk memaksimalkan profit.
Add your comment
BASAkalimantanWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.