Quality Youth Wisely Choose Activities Towards a Golden Indonesia

From BASAkalimantanWiki

This is a Response to the Brain Rot wikithon

20250227T145704739Z832972.jpg

Di jaman teknologi ngini rami banar urang mambahas masalah brain rot. Brain rot ngini artinya kasihatan mintal/ bapikir manurun gagara talalau rancak manuntun video nang kada maulah utak bahimat bapikir. Manurut jurnal nang ditulis Nadia Raissa Nariswari dari wawancara babarapa ikung pamuda dasar tabukti ganal dampaknya tuntunan sosial media ngini gasan cara bapikir.. Walaupun banyak jua manfaat dari media sosial,tapi manurut ulun tatap harus malihat jua dampak kada baiknya dan kayapa matasinya. Kita kawa mangurangi masalah ngini batahap dangan cara mandurung diri gasan bapikir labih mandalam, misalnya manuntun channel satu persen nang mandurung samangat hidup lawan bapikir mandalam.

Di zaman teknologi ini marak dengan istilah brain rot. Brain rot merupakan keaadaan mental/ cara berpikir yang menurun disebabkan terlalu sering menonton video yang membuat otak tidak berfikir kritis. Menurut Jurnal yang ditulis Nadia Raissa Nariswari hasil wawancara beberapa pemuda, memang terbukti tontonan sosial media ini memiliki dampak besar terhadap pola berpikir. Meskipun media sosial ini juga memiliki banyak manfaat, tetapi menurut saya tetap harus melihat dampak negatif serta bagaiamana menanganinya. Kita dapat mengurangi masalah ini dengan bertahap dengan cara memotivasi diri untuk lebih berpikir kritis salah satunya dengan cara menonton channel satu persen yang memotivasi semangat hidup& berpikir kritis.

In today's technological era, "brain rot" refers to a decline in critical thinking due to excessive video consumption. A journal by Nadia Raissa Nariswari highlights that social media significantly impacts thought patterns among youth. While social media has its benefits, it’s crucial to recognize its negative effects. To combat this, we can gradually encourage critical thinking, such as by following the "Satu Persen" channel, which promotes a positive mindset and critical engagement.

Affiliation
Eka STIQ Amuntai
Age
16-21

What do you think about this response?

0
Vote

Comments below!


Zein Basry

20 days ago
Score 1++
Kuncinya, tontonan yang bisa memberikan tuntunan. Okey!

Anonymous user #1

14 days ago
Score 1 You
Betul sekali kak Zein, karena kita tidak bisa menolak sama sekali gadget ini. Dengan gadget kita juga mendapatkan manfaat berupa kemudahan mendapatkan informasi dan pengetahuan yang jauh dari jangkauan kita secara langsung.

Rahmatmufahdal7

20 days ago
Score 1++

Tanggapan:

Pernyataan Anda tentang brain rot atau penurunan kemampuan berpikir kritis akibat terlalu sering menonton video yang tidak mendidik sangat relevan di era teknologi ini. Memang benar bahwa media sosial memiliki dampak besar terhadap pola berpikir, dan kita harus waspada terhadap dampak negatifnya.

Solusi yang Anda tawarkan, seperti memotivasi diri untuk berpikir kritis dan menonton konten yang mendidik, sangat tepat. Channel seperti satu persen yang memotivasi semangat hidup dan berpikir kritis dapat menjadi salah satu sumber inspirasi yang baik.

Namun, perlu diingat bahwa solusi ini harus dilakukan secara bertahap dan konsisten. Mengubah kebiasaan dan pola berpikir membutuhkan waktu dan usaha yang sungguh-sungguh.

Selain itu, peran orang tua, pendidik, dan masyarakat juga sangat penting dalam mengedukasi anak-anak dan remaja tentang pentingnya berpikir kritis dan menggunakan media sosial dengan bijak.

Anonymous user #1

20 days ago
Score 0 You
Inggih, terima kasih atas koreksi dan tambahan dari saran pian🙏
Add your comment
BASAkalimantanWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.